Rabu, 02 Maret 2011

Ngompreng Di Cirebon

Sore itu cerah, lembayung merah menerebos gumpalan-gumpalan langit negeri para wali. Tak ada rasa kantuk di mataku, sejak dari tadi ketika aku meninggalkan kota kembang. Hanya penat, lelah, dan tentunya sangat gerah. Satu alasan yang membuatku terus tegak melangkah, yaitu satu tujuan. Tujuan awal kenapa aku ada disana....mau tahu apa??? Aku akan mengikuti pelatihan (dauroh). Sebut saja pelatihan “kamu tahu apa?” (gaya di Novel HP, ketika nyebut voldemort) :P
Awal aku menginjakakn kaki di negeri para wali ini tepat berada di terminal Cirebon, aku bersama dua teman sama-sama merupakan pengalaman pertama berada di cirebon. Sedangkan tempat yang akan kami tuju masih jauh. Menurut sms (petunjuk jalan) yang aku dapatkan dari panitia, kami harus naik angkot sebanyak tiga kali lagi dari tempat kami berada saat itu (terminal Cirebon).
Dari pada bingung tidak jelas, kami putuskan untuk shalat. Karena ketika kami sampai di Cirebon, waktu menunjukan sekitar jam 16 sore. Mengingat kami belum shalat dzuhur dan ashar.
Kami masuk terminal lebih dalam lagi, mencari mushala. Subhanallah...tidak pernah aku menemukan terminal yang serapih ini. Sangat nyaman, dan tidak hiruk-pikuk. Tak usah membandingkan dengan yang kulihat selama ini.... (kasi satu jempol untuk kota Cirebon)
Setalah kami shalat, ku baca lagi petunjuk jalan yang tersimpan di Inbox Handphone ku. Beberapa kali aku membaca pesan itu, tapi tetap tak berubah. Kita harus naik angkot sebanyak tiga kali lagi menuju tempat yang akan kita tuju( ya eya lahhh). Kami hafalkan alur perjalanan yang akan kami lalui.
Kami naik angkot pertama, dan beberapa kali meyakinkan pada sopir dimana kami akan berhenti, hingga sopir capek nyebut “iya....,iya....,iya....”.
Naik angkot kedua, kami kebingungan, serasa menjadi alien di planet yang baru kami singgahi...ora ngertiii, lupa kalau cirebon sudah beda bahasa dengan di bandung. Yoo wiss lah...bahasa formal yang kami gunakan (nggak pake “mah”,” teh”,”haturnuhun”).
Pada saat kami menaiki angkot yang ke-tiga kami bertemu dengan teman-teman dari Cirebon, pertemuan pertama dengan peserta pelatihan“kamu tahu apa?” dari mahasiswi IAIN syaikh NurDjati. Mungkin suatu keuntungan untuk kami, karena kami tidak usah repot-repot lagi nyari tempat dimana kami akan turun. Toh ternyata kita sudah punya petunjuk jalan.... dan akhirnya kami sampai di tujuan dengan sehat wal afiat...alhamdulillah. satu yang akan aku ungkap di sepanjang jalan yang aku lewati di kota cirebon adalah...jalanan yang sangat Indah! Tidak macet, rapi, bersih...suer, betah banget ngeliatnya. Tidak usah di bandingkan dengan jalan yang setiap hari aku lewati. (dua jempol untuk Cirebon)
Setelah mengikuti pelatihan“kamu tahu apa?” beberapa hari (lupa, asa lama pisan), kami sudah sangat akrab, terlalu banyak canda diantara kami, serasa banget menjadi orang Indonesia, berbeda-beda bahasa, berbeda-beda suku ( Bhineka tunggal Ika geto loh...). karena berbeda-beda kami menjadi mengenal. Perasaanku, aku menjadi seorang yang paling beruntung di pertemukan dengan orang-orang yang hebat seperti mereka.
Hari terakhir pelatihan“kamu tahu apa?” yang akan selalu kami ingat. Dimana kami di kumpulkan di depan gedung. Kami di bagi dua kelompok, kelompok pertama terdiri dari Belasan perempuan, dan kelompok kedua terdiri dari belasan laki-laki. ;P
Kami akan mendapatkan sebuah pengalaman yang spektakuler. Dimana kami harus pergi dari tempat pelatihan“kamu tahu apa?” , menuju IAIN syaikh Nur Djati. Jarak dari sana sekitar 20 KM. Dan kami hanya di bekali uang sebesar Rp 1000.-/orang, Teraserah akan kami gunakan untuk apa. Mau segelas minuman, atau naik angkot sepanjang 2 KM.... kami pun tidak di perbolehkan membawa Handphone.
Para peserta laki-laki merasa tidak yakin dengan kemampuan kami para wanita. Justru dengan ketidakyakinan mereka, kami merasa tertantang.
Kami kelompok pertama melangkah tegap di sisi jalan raya, sambil bernyanyi lagu penyemangat. Satu tujuan kami...sampai disana tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Setelah jalan beberapa menit, menikmati pemandangan indah industri batu alam, barulah kami mendapatkan kendaraan bak. Tapi sayang...hanya sampai beberapa kilometer saja, setelah itu kami jalan kaki kembali.
Saat haus mendera kami, tiba-tiba kelompok kedua yang terdiri dari peserta laki-laki lewat menaiki truk besar. Mereka mengepalkan tangan menyemangati kami yang lagi jalan kaki. Tapi kami justru mengacungkan jempol kebawah...(baru ngerasa jadi egois, saking siriknya).
Haus kami sudah mendominasi, ada salah satu peserta perempuan berjalan agak kencang, hampir berlari menuju salah satu rumah besar di pinggir jalan, memasuki pagarnya yang tinggi. Kami tercengang...ternyata eh ternyata itu adalah rumahnya. Walhasil kami makan-makan dan menghilangkan dahaga kami dengan berteguk-teguk air es.
Berhubung peserta yang punya rumah punya beberapa mobil dan beberapanya lagi adalah mobil bak, maka kamipun diantar sampai gerbang kampus IAIN sekitar jam 08.30. lebih tiga puluh menit dari ketentuan panitia. Tapi kami adalah kelompok yang lebih awal datang, karena kami melihat para peserta laki-laki masih di jalan menunggu mobil yang akan membawa mereka. Kasiannn........
Setelah usai acara, kami di ajak panitia untuk jalan-jalan ke kasepuhan. Kebetulan lagi rame karena beberapa hari lagi menjelang muludan. Hmmm...banyak banget pedagang!, pas masuk ke kasepuhannya, saya merasa tidak asing. perasaannya sama dengan musium geusan ulun sumedang. Ada kereta, ada gong, ada tombak, ada guci, yang membedakan adalah....adanya bunga-bunga bertebaran diamana-mana. 
Akhirnya kami pulang menjelang maghrib...dengan kesan yang sangat dalam dari pelatihan... “kamu tahu apa?”.
Haturnuhun semuanya...