Rabu, 07 April 2010

mengenang teman

Beberapa hari lalu di suatu malam, ketika ku seharus sibuk dengan buku-buku mata kuliah untuk persiapan ujian tengah semester, tiba-tiba hanphone "si mart"-ku berdering nyaring sebentar, menandakan suatu pesan sudah muncul di layarnya.
kubuka,ternyata nomor baru. isinya seperti ini: "woooii! lg ngapain neh?! ada yang mau ikt g k tasik"
ku balas smsnya, dengan rasa sebal. "maf, sareng sahanya?"tanyaku.
ehhh dia ngebales: "sma temen loe di mts nuurul aimaan..."
weiiisss busyet, temanku di mts bisa berubah sedahsyat ini? tapi aku masih penasaran, siapa gerangan makhluk ini?(hehe emangnya apaann?)
tak kubalas, biar dia ngaku sendiri. ternyata caraku tepat.
dia ngesmsku lagi "tha tau khan dengan yang namanya Rony?"
memoriku melyang jauh...lalu jatuh terharu biru...ya Rony, teman Mts (SMP)ku dulu. yang sudah kulupaka ntanpa sengaja, yang tidak ada di benakku sama sekali...(maaf kan aku...)

Rony (bukan nama sebenarnya), di temanku semasa SMP. kenapa aku sempat melupakannya?karena dia tak bersama kami selama 3 tahun. hanya satu tahun saja yang begitu banyak memori memngungkap kenang tentangnya.
dia murid baru ketika kami menginjak kelas tiga SMP. dengan kacamatanya dan gayanya yang rapi, dia menjadi cukup terkenal di sekolah.
baru masuk saja dia langsung di tunjuk menjadi ketua murid karena tampangnya yang meyakinkan. tapi tidak denganku, rasanya di perlu di ospek dulu sebelum dia sah menjadi teman di kelas kita.
karena kebanyakkan teman-teman ku memilih dia sebagai ketua murid, aku langsung tidak menerimanya, saat itu ada ibu guru yang membimbing kami.
"bu, apakah pantas murid baru langsung di jadikan ketua?sedangkan perilakunya belum kita ketahui?"kataku sinis.
ehhh si ibu malah menjawab, "tidak apa-apa, insyaAllah dia amanah...gitukan Ron?"si ibu ikut percaya denganpenampilan luarnya yang rapi. semua teman setuju. mukaku memerah, agak marah. tapi tetap aku kalah untuk mencalonkan temanku yang lain sebagai ketua.
hari-hari kami lalui dengan sosok Rony sebagai tambahan di kelas. dia dekat dengan kedua teman laki-lakiku yang paling top di kelas, sebut saja helmi dan Ridwan.
aku sedikit kesal dengan anak itu,tampang kalemnya itu lhooo...bikin semua guru terpana. karena saking jarangnya sosok seperti itu ada di sekolah kami. (kecuali salah satu kakak kelasku yang di atasku satu tahun...heheh)
ternyata tampang itu juga yang membuat bapak guru matematika semakin percaya dia. terbukti dengan semua soal yang di berikan si Bapa ia kerjakan dengan mulus, plus angka 100 nangkring di depannya. owowow...aku semakin stress. karena aku paling sensi dengan dia.
karena itulah, teman-temanku semakin lengket dengan dia. karena bisa nyontek PR dari dia (parah).
akhirnya aku mengalah pada keadaanku yang riweh sendiri. cape juga sering sirik padanya. aku mendekatinya, aku ajak ia ngobrol banyak. ternyata subhanallah...banyak sekali ceritanya yang membuatku terharu biru. tentang keluarganya, tentang sekolahnya, tentang teman-temannya di panti asuhan...ya itulah kenyataan...
aku merasa menyesal dengan tingkahku yang berlebihan padanya. ku perbaiki sikapku padanya sebaik mungkin.
ibunya bercerai dengan bapanya. ia terpaksa menuntut ilmu di panti. itulah yang membuat ia sejenius itu.
ketika ia mau menginjak kelas tiga, Bapanya memintanya untuk tinggal di rumahnya untuk membantu-bantu pekerjaannya.
ia tinggalkan semua kenangan di panti, untuk sang ayah semata. tiap hari ia harus bekerja di bengkel kecil bapaknya, dengan gaji 10 ribu perhari, ia tabungkan sejumlah itu ke Ibu guru biologi. harus pulang tepat waktu, tidak ada libur...
ketika kami ada pengayaan untuk ujian, dia tak punya waktu, karena Bapaknya tak mengizinkan. maka dengan itu kami berbondong-bondong menyusulnya.
ku kenang sosok baik itu, dengan keripik singkong bawaannya, untuk di makan bersama-sama. memoriku cepat mengeluarkan kenanganku bersamanya. dimana saat ia memainkan harmonika, dimana saat ia menyukai sahabatku, dimana saat tawanya meledak, dimana saat ia mengalahkan Guru matematika dalam menyelesaikan soal, dimana saat kami rekam suara kami bersama, diman ia berikan buku diarinya padaku untuk ku baca, dimana saat Foto-foto itu aku buka kembali sekarang...wajahnya jelas mengekspresikan bahagia bersama kami. sebentar tapi kenangan tentang dirimu menyesakkan ingatanku...
mungkin seharusnya ia bisa jadi ahli otomotif, atau fisikawan yang yang sekarang sukses. tapi setelah kami keluar SMP, jejaknya tak ku temukan lagi...dan aku sempat lupakan.

dan saat ini dia datang kembali untuk mengenang lima tahun silam yang terlalu indah...masa kami ABG...
mengenangmu jadikan ku ingat pada sosok lintang, sang jenius dari belitong, Aset ilmuan Indonesia yang terabaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar